Lebih Utama Mana: Membaca Al-Qur'an dengan Hafalan (Bil Ghaib) atau Melihat Mushaf (Bin Nadzar)?
Haidar - Membaca Al-Qur'an adalah salah satu ibadah paling mulia. Setiap huruf yang dibaca akan dilipatgandakan pahalanya menjadi sepuluh kebaikan, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:
“Siapa yang membaca satu huruf dari Al-Qur’an, maka dia akan mendapat satu kebaikan. Sedangkan satu kebaikan dilipatkan menjadi sepuluh semisalnya….” (HR. At-Tirmidzi)
Di kalangan umat Muslim, terutama para penghafal Al-Qur'an, muncul pertanyaan: mana yang lebih utama antara membaca dengan hafalan (bil ghaib) atau dengan melihat mushaf (bin nadzar)?
Perbedaan Pendapat Ulama
Pertanyaan ini sebenarnya sudah lama dibahas oleh para ulama. Imam Jalaluddin as-Suyuti dalam kitabnya, Al-Itqan fi Ulumil Qur’an, mengutip pendapat Imam an-Nawawi yang menyatakan bahwa membaca Al-Qur'an bin nadzarlebih utama. Alasannya, selain mendapatkan pahala membaca, seseorang juga memperoleh pahala tambahan dari memandang mushaf dan memegangnya, yang mana ini juga merupakan ibadah.
Pendapat lain juga disampaikan oleh Imam as-Suyuti yang mengutip sebuah hadis dari at-Thabrani dan Baihaqi:
“Bacaan (Al-Qur’an) seorang laki-laki tanpa mushaf (ganjarannya) adalah seribu derajat, sedangkan yang membacanya dengan mushaf dilipatgandakan menjadi dua ribu derajat.”
Namun, ada juga ulama yang berpendapat sebaliknya. Imam Ibnu Abdissalam lebih memilih pendapat bahwa membaca bil ghaib lebih utama secara mutlak. Menurutnya, membaca dengan hafalan lebih memungkinkan seseorang untuk mentadabburi (merenungi) ayat-ayat yang dibaca, karena fokusnya tidak terbagi dengan melihat mushaf.
Titik Terpenting: Tadabbur dan Kekhusyukan
Pada akhirnya, para ulama sepakat bahwa persoalan keutamaan ini bersifat relatif, tergantung pada kondisi masing-masing individu. Imam an-Nawawi menegaskan bahwa yang paling penting adalah kekhusyukan dan tadabbur.
Jika seseorang merasa lebih khusyuk dan dapat lebih merenungi ayat-ayat Al-Qur'an saat membaca dengan melihat mushaf, maka cara itulah yang lebih utama baginya.
Sebaliknya, jika seseorang lebih khusyuk dan fokus pada makna saat membaca dengan hafalan, maka cara tersebut lebih utama baginya.
Prinsip ini menunjukkan fleksibilitas dan kebijaksanaan dalam Islam. Hukum tidak bersifat kaku, melainkan menyesuaikan dengan kondisi individu untuk mencapai tujuan ibadah yang maksimal.
Kesimpulan: Keduanya Mulia, yang Terpenting adalah Membaca
Perbedaan pendapat ini bukanlah alasan untuk saling menyalahkan atau menganggap salah satu cara lebih rendah. Baik membaca bil ghaib maupun bin nadzar adalah ibadah yang sama-sama mulia. Keduanya memiliki keutamaan dan nilai yang tinggi di sisi Allah SWT.
Yang perlu kita ingat adalah, yang salah bukanlah cara kita membaca, melainkan jika kita tidak membaca Al-Qur'an sama sekali.
Jadi, fokuslah pada kekhusyukan dan tadabbur. Pilihlah cara membaca yang paling membantu Anda untuk merenungi dan mengambil pelajaran dari setiap ayat yang dibaca.
Posting Komentar untuk "Lebih Utama Mana: Membaca Al-Qur'an dengan Hafalan (Bil Ghaib) atau Melihat Mushaf (Bin Nadzar)?"
Posting Komentar